Pages

07 July, 2014

Bestfriend? - 2




Tahun baru dan pekerjaan baru. Bukan sepenuhnya baru memang, hanya partnernya saja. Tiffany menandatangani kontrak dengan SPAO untuk produk sweaternya di awal tahun baru ini, dengan partner barunya, Kim Heechul. Asing dan awkward. Harusnya seperti itu kesan yang timbul di pertemuan pertama mereka. Tapi tidak kali ini. Heechul dengan karakter 4D nya dan bicaranya yang ceplas-ceplos mampu mencairkan suasana. Dan itu membuat Tiffany mulai tertarik.

“kenapa menatapku seperti itu, Miyoung-ssi?” tanya Heechul ketika ia mendapati Tiffany menatap intens ke arahnya saat ia sedang membereskan tasnya di lokasi pemotretan, “kau tidak pulang?”

Tiffany masih berdiri di pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap intens ke arah Heechul, “sepertinya aku mulai menyukaimu, Heechul-ssi”





“eh?” Heechul menoleh. Tidak yakin dengan apa yang baru saja Tiffany katakan.

gotta go now. It’s already midnight. Bye!”

Heechul masih terus memandang punggung Tiffany yang mulai menghilang di kejauhan dengan tatapan tidak percaya. Heechul tahu Tiffany memang ceplas ceplos seperti dirinya, dia selalu mengatakan apa saja yang ingin dia katakan. Tapi Heechul tidak menyangka Tiffany akan sejujur ini di hadapannya.


-o0o-


Tiffany tidak bercanda dengan kata-katanya. Ia menyukai Heechul. Itu yang dia rasakan. Dan Tiffany merasa harus segera mengatakannya. Kenapa ia berani mengatakannya secara gamblang di depan Heechul sedangkan hal yang sama tidak terjadi pada Siwon yang notabene sudah lebih dekat dengannya? Karena Heechul adalah orang lain, jadi kalau Heechul menjauhinya setelah ia mengakui perasaannya itu tidak masalah. Sedangkan Siwon adalah sahabatnya. Tiffany takut kalau ia mengakui perasaannya pada Siwon justru akan membuat Siwon menjauhinya. Tiffany tidak mau kalau harus jauh dari Siwon. Tidak akan pernah mau.


Fortunately, Heechul merasakan hal yang sama pada Tiffany, jadi Tiffany tidak perlu repot-repot merasakan patah hati karena cintanya diabaikan. Seminggu yang lalu ia menyatakan perasaannya pada Tiffany dan meminta Tiffany untuk menjadi miliknya. Tiffany yang tidak tahu harus berkata apa-apa lagi akhirnya hanya tersenyum mengangguk dan menerima mawar yang diserahkan Heechul sambil berlutut.

Pada saat yang sama ada satu hati yang terluka. Ia kalah bahkan sebelum sempat mengutarakan apa yang sebenarnya ia rasakan. Namun ia bertahan. Berusaha tegar seolah tidak terjadi apapun. Ia masih dan ingin selalu ada bersama Tiffany. Tiffany masih sahabat baiknya. Setidaknya fakta itu masih berlaku.

don’t make her cry, hyung!”


Heechul menoleh dan tersenyum, “tentu, Siwon-ah..”



-o0o-


arrasseo, Heechie... sampai ketemu nanti malam..”


Klik! Tiffany memutuskan sambungan teleponnya tepat saat Siwon merebahkan diri di sebelahnya. Wajah lelahnya terlalu kentara hingga Tiffany bisa menerka kalau ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.


dinner again?”


mm..” jawab Tiffany sekenanya tanpa melihat ke arah Siwon. Ia malah mengambil setoples choco chips kesukaannya di atas meja.


kau bahagia dengannya, Steff?”


Tiffany mengernyit mendengar pertanyaan Siwon. Ia memutar badannya hingga duduk menghadap Siwon dan menatap tajam ke arah Siwon, masih dengan chocochips di tangannya, “kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”


Siwon tidak menjawab. Ia malah menutup matanya dan merebahkan kepalanya pada sandaran sofa.


eung....”, lanjut Tiffany, kini ia memutar badannya lagi menghadap televisi yang tidak dinyalakan, “senang iya, tapi bahagia.... mungkin belum.” Ia meletakkan toples chocochipsnya di meja dan merebahkan diri di sofa seperti yang Siwon lakukan, “dan aku mulai ragu. Bukan ragu padanya, tapi pada diriku sendiri.”


Mendengar hal itu, Siwon menoleh ke arah Tiffany dan menatap gadis itu intens. ‘kenapa? Kau bercanda atau....’ kira-kira seperti itu arti tatapannya.


Tanpa perlu melihat ke arah Siwon, Tiffany tahu, Siwon pasti meminta penjelasannya. “aku tidak bohong saat aku mengatakan kalau aku menyukainya. Dan jujur, aku senang saat dia juga punya  perasaan yang sama. Tapi semakin lama, aku semakin merasa ini tidak sedalam seperti saat bersama Hankyung dulu.”


putuskan saja jika kau ragu seperti itu. daripada kau menyakitinya.”


tidak semudah itu, Siwon-ssi...”


Tiffany beranjak ke dapur dan mengambil dua kaleng cola dari kulkasnya. Satu kaleng diberikannya pada Siwon. “ada apa kemari?”


Siwon meneguk colanya, “aku dikenalkan dengan putri tunggal dari rekan bisnis daddy.”


lalu?”


berujung seperti Hankyungmu dulu.”


Tiffany tercekat. Tenggorokannya benar-benar sakit walau hanya sekedar menelan seteguk cola. Siwon sahabatnya, itu fakta yang selama ini selalu Tiffany yakini. Harusnya ia tidak perlu bereaksi seperti ini mendengar apa yang Siwon katakan, tapi kenyataannya dadanya sesak. Sungguh.



-o0o-


Semakin hari, Siwon semakin dekat dengan gadis pilihan ayahnya itu. Siwon juga dengan sadar mengakui kalau gadis itu sangat mengerti dirinya dan kesibukannya. Entah kemana perasaan yang dulu ia simpan untuk Tiffany, yang jelas sekarang Yoona terlihat mengagumkan di mata Siwon.


Andrew, stop! Don’t talk about her with me, okay?! I’m jealous.”


Mungkin Siwon menganggap Tiffany sedang bercanda saat mengatakan hal itu karena Tiffany mengatakannya dengan muka yang dibuat-buat. Sayangnya Tiffany tidak bercanda, ia benar-benar cemburu. Hanya saja ia menutupi kecemburuannya dengan envy nya. Lagi-lagi karena dia masih bersikeras menganggap Siwon sebagai sahabat.


Dan semakin hari, Tiffany semakin merasa kalau ia tidak boleh lagi terlalu dekat dengan pria-yang-sudah-akan-menikah seperti Siwon. Dia punya Heechie, orang yang seharusnya ia jadikan tempat bersandar, kapanpun. Ia harus membiasakan diri untuk tidak bergantung pada Siwon.

Tapi Siwon tidak suka keputusan Tiffany. Pernikahan itu belum pasti, untuk apa Tiffany pergi? Lagipula Siwon paling tidak suka dijauhi oleh sahabatnya sendiri, terlebih Tiffany.


-o0o-


Siwon masih menyesap kopinya sambil memerhatikan jalanan Seoul yang entah kenapa hari ini menjadi lengang, selengang hatinya. Tiga hari yang lalu ayah Yoona pergi untuk selamanya, dan itu berarti rencana pernikahannya dengan Yoona akan lebih dipercepat. Tapi takdir berkata lain, Yoona yang ia puja dengan sebegitu mulianya, malah dengan sadar menyerahkan kehormatannya pada sepupu Siwon, Choi Minho. Dua kali Siwon kecewa, dijauhi oleh sahabatnya karena kehadiran gadis pujaannya, dan sekarang gadis pujaannya malah mengkhianatinya.


Ia menoleh saat seorang gadis membawa cappuccino dan duduk di hadapannya, tapi langsung membuang mukanya lagi begitu tau siapa gadis itu.


aku turut berduka cita atas meninggalnya beliau.”


Siwon masih terdiam memandang ke luar cafe. Hatinya bersorak ketika akhirnya Tiffany ada di hadapannya lagi. Ingin rasanya Siwon memeluk gadis itu, menumpahkan semua kerinduan dan kegundahannya, tapi ego mengalahkannya. Siwon masih tidak suka Tiffany meninggalkannya hanya karena pernikahan yang belum pasti terjadi. Dan kenyataannya sekarang gadis yang ia kira akan menjadi calon istrinya justru hamil dengan pria lain yang bahkan sepupu Siwon sendiri.


aku tahu aku salah, menjauhimu hanya karena satu hal yang belum pasti terjadi. Aku sahabatmu, harusnya dalam keadaan apapun engkau, menikah atau belum, aku selalu ada bersamamu. Mianhae, Siwon-ah...” Tiffany menunduk. Benar-benar menyesal akan keputusannya. Ia sadar ia tidak akan pernah bisa jauh dari Siwon, karena disengaja atau tidak, Siwon yang selalu ada untuknya bahkan saat ia sedang membutuhkan Heechienya.


Perlahan Siwon menoleh ke arah Tiffany, “you know, Steff..., Tiffany mendongakkan kepalanya dan menatap Siwon intens, “...aku paling tidak suka sahabatku menjauh dariku hanya karena aku sudah punya kekasih.”


maaf...”


dan soal Yoona, kau tidak perlu merasa tidak enak atau apapun lagi, Minho sudah mengambilnya.”



-o0o-


Siwon masih sibuk dengan setumpuk laporannya ketika seorang gadis berdiri di pintu ruangannya dan melambaikan tangan, “i’m busy, Steff..


Tiffany tergelak lalu menghampiri Siwon dan duduk di hadapannya, “sudah waktunya makan siang, Siwon-ssi.. sebagaiKorean idol yang juga seorang pewaris tunggal Hyundai corp., kau tetap manusia biasa, butuh makan..”


Siwon menatap lelah ke arah Tiffany, “makan siang lalu pulang. How?


Tiffany mengangguk-angguk semangat. Ya seperti ini kebiasaannya kalau sedang bosan, mengganggu Siwon di kantornya. Lagipula Siwon tidak pernah keberatan ataupun mengeluh kalau diganggu olehnya. Jadi ya, santai saja.


ada yang ingin kutanyakan padamu sebenarnya..” kata Tiffany sambil memakan fettuccini bolognese-nya.


mwoga?”


Heechie mencariku tidak selama aku menghilang?”


Tangan Siwon yang akan menyuapkan makanan ke mulutnya terhenti di udara ketika Tiffany menanyakan hal itu. Siwon pikir, Tiffany menghilang bersama Heechul, tapi ini? “eh? Dia tidak bertanya apapun padaku, mungkin pada Eunhyuk atau Yesung hyung?”


Tiffany menggeleng lemah, Heechul memang tidak berusaha mencarinya sama sekali, tidak pada Siwon ataupun yang lain. Mungkin memang Heechul tidak membutuhkan dirinya lagi. Mungkin Heechul sudah tidak mau bersamanya lagi. Mungkin Tiffany memang hanya ketertarikan sesaat untuk Heechul. Mungkin....


sudah saatnya kau lepas darinya, Steff...”


mm.. maybe..”


jangan menyimpan penyakit terlalu lama..”


temani aku ke apartment-nya baru setelah itu kita pulang. okay?”


Siwon mengangguk mantap.



-o0o-




Pukul sepuluh malam, sebulan setelah ia memutuskan hubungannya dengan Heechul. Tiffany masih menatap kosongrainbow water fountain yang menari indah dari tepi Sungai Han sambil mendengarkan lagu di ipodnya. Di otaknya berkelebat semua memori tentang Heechul. Bagaimana dia bisa mengakui perasaannya dengan begitu gamblang di depan pria itu, bagaimana pria itu memperlakukannya dengan sangat manis, bagaimana Heechul marah setiap kali Tiffany menyalahkan dirinya sendiri, bagaimana mereka berdua merajut impian-impian mereka yang kini hanya menjadi fiktif belaka. Heechul tidak membutuhkan Tiffany lagi, Tiffany hanya ketertarikan sesaat untuk Heechul, itu kenyataan yang sekarang diterimanya.


Lagu selanjutnya mengalun, membawa Tiffany pada memori yang lain. Siwon. Sampai sekarang, Tiffany masih bersikeras mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Siwon hanyalah sahabatnya, yang berarti tidak ada hukum manapun yang memperbolehkan Tiffany mencintai Siwon. Ia selalu menutupi rasa cemburunya saat dulu Siwon sering membicarakan Sooyoung, atau saat Siwon memuja Yoona di depannya. Biarlah seperti ini asalkan Siwon tetap bersamanya walaupun hanya sebagai sahabat. Tiffany menekan perasaannya.


I refused to believe that it could be so..
There's no way that I'm in love with you..
I lied to myself that it's just a petty jealousy..
That I must be feeling lonely, but I cannot hide it anymore..


Seseorang mengambil sebelah earphone Tiffany dan memasangnya di telinganya sendiri lalu duduk di sebelah Tiffany. Tiffany menoleh, namun kembali mengedarkan pandangan ke sungai lagi saat tahu siapa orang itu.


lagu lama. Masih kau simpan?”


selama masih enak didengar, ya akan selalu kusimpan.”


Keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Menikmati setiap denting nada yang mengalun. Sejenak Tiffany menoleh ke arah pria di sampingnya. Siwon. Entah kekuatan supranatural apa yang Siwon miliki, ia selalu bisa menemukan Tiffany. Ia selalu tahu apa yang Tiffany lakukan. andai saja ia bisa mengutarakan semua yang ia rasakan....


you know, Steff...” Siwon mengawali pembicaraan sambil terus menerawang ke arah Sungai Han, “aku sudah menyukaimu sejak aku masih bersama Sooyoung dulu.”


Mata Tiffany membulat, nafasnya tercekat. Kejutan apa lagi ini, Tuhan?


mungkin kau tidak sadar kalau aku selalu mengganggumu hanya sekedar untuk mencari perhatian. Aku tahu, kau pasti tidak menyangka kan? Makanya kau bersama Heechul. Jujur, aku merasa kalah saat itu. tapi aku senang, saat kau bersama Heechul hyung kau sering tiba-tiba muncul di hadapanku. Dan yang membuatku bangga saat itu, aku yang bisa selalu ada untukmu walaupun yang kau butuhkan saat itu adalah Heechul hyung.”


Tiffany terperangah. Siwon yang sedari dulu diam-diam dicintainya, yang sedari dulu mati-matian Tiffany anggap hanya sebagai sahabatnya, ternyata punya perasaan yang sama.


Why didn't I know that it was you..
Why couldn't I see it when it was right in front of me..
It was beside me all along..
But only now I can see love..


Tiffany menatap lurus ke arah sungai, “na do..”.


Kini giliran Siwon yang menatap Tiffany lekat-lekat. “kau tidak tahu kan kalau aku kesal kalau kau terus-terusan menceritakan Sooyoung? Tidak tahu kan kalau aku cemburu saat kau memanggil teman kantormu ‘boo’? tidak tahu juga kan kalau aku cemburu tapi berpura-pura hanya iri pada hubunganmu dan Yoona?”


aku tidak menyalahkanmu kalau kau tidak tahu itu semua, karena memang aku menutupi segalanya. Dulu, aku berpikir kau akan marah dan menjauhiku jika kau tahu aku menyukaimu, karena itu aku tidak pernah berlaku manis terhadapmu. Yang paling penting saat itu dan sampai sekarang adalah kau bersamaku, meskipun aku harus menekan perasaanku.”


Dengan memasang muka cerianya, Tiffany menoleh ke arah Siwon, “what about now?”


maksudmu?”


ya perasaanmu, masih suka padaku tidak?” tanya Tiffany menggoda Siwon sambil terkekeh.


Steff, hear me..”, Siwon membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap Tiffany, “kau sama seperti lagu ini. As long as you’re still the same person I fell for, my love for you won’t ever change. Arrasseo?”
Seulas senyum tersungging di bibir Tiffany, “arrasseo.”

No comments:

Post a Comment