Pages

11 September, 2016

Tenang Saja, Ini Bukan Cinta

Malam ini, jemariku ingin kembali menari di atas keyboard yang sudah lumpuh (hampir) separuh. Sepertinya mereka rindu saat-saat dimana aku mempekerjakan mereka untuk menulis kata demi kata yang akhirnya bersatu menjadi lima bab keramat yang orang-orang namai dengan skripsi.

Aku memutar otak, membongkar hipocampus mencari ilham untuk sebuah tulisan. Nihil. Nampaknya liburan kemarin membuat isi otakku ikut hanyut bersama ombak laut selatan.

Jemariku lesu. Dengan gontai ia terseok di atas mouse, memilih untuk membuka folder berdebu satu demi satu. Tak lama, jariku berhenti di sebuah gambar, dengan tulisan singkat namun mampu memberi impuls yang cepat pada neurotransmitter otak.


Aku tersenyum (bukan senyum sebenarnya), dan teringat kamu.

“....bahwa cinta nggak boleh perhitungan....”

Aku teringat kamu. Teringat semua perbincanganku dengan mereka yang subyek utamanya adalah kamu. Teringat semua pemikiran dan reaksiku yang impulsnya berasal dari kamu.

Semua tentang kamu secara tidak sadar selalu aku perhitungkan. Semua fakta tentang kebiasaanmu, keluargamu, sampai spekulasi-spekulasi yang aku reka sendiri tentang kehidupan asmaramu atau hanya sekedar menerka responmu jika aku melakukan ini atau itu.

Aku tidak tahu sejak kapan aku jadi sekonservatif ini pada diriku sendiri. Aku tidak mau melakukan suatu aksi yang hasilnya tidak kuketahui dengan pasti. Begitupun tentang kamu, aku masih membentengi diriku. Tak mau kuberbagi rasa, sampai aku yakin kau punya hal yang sama untuk dibagi berdua.

Haha. Kau ingin tertawa? Tertawa saja. Karena saat menulis ini aku pun tertawa seperti orang gila. Sudahlah, tak usah kau terlalu memikirkan ini semua. Kau tahu benar aku ini orang seperti apa. Kau tahu  bahwa aku hanya sedang ingin bercerita tanpa sedikitpun menyalahkanmu atau meminta pertanggungjawabanmu atas apa yang aku rasa. Aku yakin kamu mengerti bahwa aku menikmati ini dan bersedia untuk bertanggungjawab penuh atas pilihan yang aku buat sendiri.

Seperti yang aku bilang tadi, semua sudah aku perhitungkan. Termasuk juga posisimu dan posisiku. 

Jadi tenang saja, ini bukan cinta :)

Tapi kalau satu atau dua bulan lagi, aku nggak tahu ya :p


PS :: to be very honest sekali, aku pengen kita ngobrol dan ketawa lagi tanpa mikirin semua keribetan ini

No comments:

Post a Comment