Hangatnya mentari di Seoul masih
sangat terasa, walaupun jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dan aku ada di
sana, meneguk cola-ku yang memang tinggal sedikit dengan malasnya.
“Siapa gadis itu? Kenapa bisa dia
sedekat itu dengan Big Bang oppadeul?”
Aku menoleh malas ke arah yang
ditunjukkannya. Kulihat para member Big Bang sedang berkumpul, mengobrol dan
tertawa bersama seorang gadis. Mungkin trainee
di agency mereka, atau kerabat dari
salah satu member. Apa yang harus dipermasalahkan?
“Mungkin kerabat salah satu dari
mereka. Sudahlah...”
Sayup-sayup terdengar suara tawa
mereka yang meledak.
“Aish~ Jiyong oppa! aku kan
mengikutimu sejak pagi bukan untuk melihat kau tertawa bersama gadis lain! Don’t you know I’m jealous, huh?!”
gerutunya.
'Kau pikir aku tidak cemburu melihatmu
lebih rela menguntit Jiyong oppamu itu seharian daripada memperhatikanku, huh?' gumamku dalam hati. “Sudahlah... ayo
pulang. Aku sudah janji pada eommamu untuk mengantarkanmu pulang sebelum makan malam.”
kugenggam tangannya, menariknya untuk menjauhi tempat itu, mengakhiri pekerjaan
sehari-harinya. Stalker.
***
“Kau! Tidak bisakah kau diam
barang sedetik saja? Kepalaku mau pecah mendengar suaramu!” Jiyong mulai tak
sabar menghadapi ledekan gadis itu.
“Mana bisa aku berhenti tertawa
saat seorang GD tidak henti-hentinya memutar The Man Who Can’t Be Moved setiap
malam? Cinta habis di mantan ketiga? Ahahaha!” tawanya meledak lagi.
“SHUT UP!!!”
“Sudahlah, Jiyong-ah.. toh dia
mengatakan yang sebenarnya..” Seunghyun menenangkan Jiyong sambil menahan
tawanya.
“Ya, hyung! Kau dan adikmu itu
sama saja! Kalian sama saja! GILA!”
Di tengah gelak tawa member Big
Bang yang tengah mem-bully Jiyong
oppa karena penyakit galau kronisnya, sayup-sayup kudengar suara seorang gadis
berteriak-teriak. Kulihat ke arah sumber suara dan ternyata memang benar bahwa
suara yang kudengar adalah suara seorang gadis, mungkin gadis itu sedang
melancarkan aksi protes pada pacarnya karena kulihat seorang pria sedang
menarik tangannya tanpa peduli apa yang dikatakan gadisnya.
“Wae? “ aku terperanjat mendengar
suara Seunghyun oppa yang merangkulku tiba-tiba.
“eoh? Eung.... ani. Tidak ada
apa-apa. “ kataku sambil kembali menoleh ke arah suara yang kudengar tadi,
memastikan kalau di sana memang tidak ada hal yang penting untuk Seunghyun oppa
lihat. “member yang lain? “ tanyaku saat aku menyadari hanya tinggal aku dan
Seunghyun oppa yang ada.
“sudah kembali ke dorm. It must be something special sampai kau
tidak tahu kapan Jiyong dan yang lain pergi. don't wanna tell me? “
Aku tersenyum, “aniya... “,
kurengkuh pinggang Seunghyun oppa, “i
guess it's time for me to go home?“
No comments:
Post a Comment