Pages

11 October, 2014

Summer 2011 : When I First Saw You




Hangatnya mentari di Seoul masih sangat terasa, walaupun jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Dan aku ada di sana, meneguk cola-ku yang memang tinggal sedikit dengan malasnya.

“Siapa gadis itu? Kenapa bisa dia sedekat itu dengan Big Bang oppadeul?”



Aku menoleh malas ke arah yang ditunjukkannya. Kulihat para member Big Bang sedang berkumpul, mengobrol dan tertawa bersama seorang gadis. Mungkin trainee di agency mereka, atau kerabat dari salah satu member. Apa yang harus dipermasalahkan?

“Mungkin kerabat salah satu dari mereka. Sudahlah...”

Sayup-sayup terdengar suara tawa mereka yang meledak.

“Aish~ Jiyong oppa! aku kan mengikutimu sejak pagi bukan untuk melihat kau tertawa bersama gadis lain! Don’t you know I’m jealous, huh?!” gerutunya.

'Kau pikir aku tidak cemburu melihatmu lebih rela menguntit Jiyong oppamu itu seharian daripada memperhatikanku, huh?' gumamku dalam hati. “Sudahlah... ayo pulang. Aku sudah janji pada eommamu untuk mengantarkanmu pulang sebelum makan malam.” kugenggam tangannya, menariknya untuk menjauhi tempat itu, mengakhiri pekerjaan sehari-harinya. Stalker.


***


“Kau! Tidak bisakah kau diam barang sedetik saja? Kepalaku mau pecah mendengar suaramu!” Jiyong mulai tak sabar menghadapi ledekan gadis itu.

“Mana bisa aku berhenti tertawa saat seorang GD tidak henti-hentinya memutar The Man Who Can’t Be Moved setiap malam? Cinta habis di mantan ketiga? Ahahaha!” tawanya meledak lagi.

“SHUT UP!!!”

“Sudahlah, Jiyong-ah.. toh dia mengatakan yang sebenarnya..” Seunghyun menenangkan Jiyong sambil menahan tawanya.

“Ya, hyung! Kau dan adikmu itu sama saja! Kalian sama saja! GILA!”

Di tengah gelak tawa member Big Bang yang tengah mem-bully Jiyong oppa karena penyakit galau kronisnya, sayup-sayup kudengar suara seorang gadis berteriak-teriak. Kulihat ke arah sumber suara dan ternyata memang benar bahwa suara yang kudengar adalah suara seorang gadis, mungkin gadis itu sedang melancarkan aksi protes pada pacarnya karena kulihat seorang pria sedang menarik tangannya tanpa peduli apa yang dikatakan gadisnya.

“Wae? “ aku terperanjat mendengar suara Seunghyun oppa yang merangkulku tiba-tiba.

“eoh? Eung.... ani. Tidak ada apa-apa. “ kataku sambil kembali menoleh ke arah suara yang kudengar tadi, memastikan kalau di sana memang tidak ada hal yang penting untuk Seunghyun oppa lihat. “member yang lain? “ tanyaku saat aku menyadari hanya tinggal aku dan Seunghyun oppa yang ada.

“sudah kembali ke dorm. It must be something special sampai kau tidak tahu kapan Jiyong dan yang lain pergi. don't wanna tell me?

Aku tersenyum, “aniya... “, kurengkuh pinggang Seunghyun oppa, “i guess it's time for me to go home?

No comments:

Post a Comment